Senin, 05 Januari 2015

Kritik artikel Strategi Komunikasi Dakwah Band Wali dalam Lagu Cari Berkah

Tema dalam artikel ini adalah Dakwah dan Komunikasi yang berjudul Strategi Komunikasi Dakwah Band Wali dalam Lagu Cari berkah yang ditulis oleh Restiawan Permana yang mana artikel ini diambil di web moraref.org dengan nama dan no jurnal: Jurnal Komunikasi Islam Volume 03, nomor 01 Juni 2013
Latar belakang artikel ini yaitu Berdakwah pada zaman sekarang ini tidak hanya melalui ceramah-ceramah di masjid pada umumnya tetapi juga berdakwah bisa dilakukan dengan beragam cara dan berdakwah juga bukan hanya pada satu tempat yaitu masjid tetapi juga berdakwah bisa dilakukan di banyak tempat. Pada zaman sekarang banyak media yang bisa digunakan untuk berdakwah seperti televisi, koran, majalah, buku, internet, bahkan lagu. Sehingga pesan-pesan ajakan dakwah yang berupa nasihat, ajakan untuk kemaslahatan umat bisa tersampaikan dengan mudah. Pada dasarnya agar pesan-pesan dakwah bisa tersampaikan dengan mudah ke masyarakat kita harus bisa menyesuaikan apa yang menjadi kebiasaan masyarakat dalam berperilaku, kebudayaan dan sebagainya. pendeknya, apa yang selalu menjadi kebiasaan mereka, disitulah kita bisa menjadikannya sebagai sarana untuk berdakwah. Hal semacam ini kita bisa berdakwah di antaranya melalui pop religi dan nasyid. Melalui hal ini pesan-pesan Islam tanpa disadari akan sampai kepada mereka dengan mudah tanpa mengganggu kegemaran mereka sekaligus mengalihkan kegemaran dari hal-hal buruk kepada hal positif, yakni dari lagu-lagu bernuansa kekerasan, fantasi, dan roman teralihkan ke lagu-lagu yang bernuansa religi karena tanpa disadari mereka akan merenungkan atau memikirkan pesan-pesan di dalam lagu-lagu yang mereka sukai. Pada masa sekarang ini masyarakat semakin menggemari dan menyukai lagu-lagu yang bernuansa religi dari anak-anak, remaja, orang dewasa hingga orang tua maka disitulah kesempatan kita untuk menyampaikan ajakan-ajakan yang mengajak mereka untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan syari’at Islam. Apalagi pada zaman sekarang ini banyak perilaku-perilaku masyarakat yang menjauh dari nilai-nilai ajaran agama Islam. Dengan hal ini dengan Lagu Cari Berkah yang dibawakan oleh band Wali diharapkan mereka bisa mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari agar perilaku-perilaku yang tadinya jauh dari nilai-nilai ajaran Islam menjadi
Dalam artikel ini penulis menggunakan ranah kajian Burhani karena penulis lebih banyak menggunakan logikanya dalam menuliskan artikelnya, sehingga ranah kajian yang sesuai untuk artikel “Strategi Komunikasi Dakwah Band Wali dalam Lagu Cari Berkah” yaitu menggunakan ranah kajian Burhani.
Pendekatan yang penulis gunakan yaitu dengan menggunakan pendekatan sosiologi, sosiologi sendiri memiliki arti ilmu yang mempelajari tentang masyarakat baik itu antar individu maupun kelompok dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Di dalam menuliskan artikel strategi komunikasi sendiri pada umumnya memang menggunakan pendekatan sosiologis karena si penulis juga harus mengetahui apa yang digemari masyarakat dan yang menjadi kebiasaan masyarakat dalam keahidupan sehari-hari. Seperti yang dilakukan oleh penulis artikel Strategi Komunikasi Band Wali dalam Lagu Cari Berkah ia mengatakan bahwa dengan lagu yang dibawakan oleh Wali dalam lagu Cari Berkah ini dirasa sangat sesuai dengan masyarakat zaman sekarang yang mayoritas masyarakatnya memilih mendengarkan alunan-alunan lagu yang dibawakan oleh masing-masing idolanya ketika mereka sedang tidak ada aktivitas atau menemani aktivitasnya dengan mendengarkan lagu agar menambah semangat dalam menjalani aktivitasnya.
“Lagu yang baik untuk didengar adalah lagu yang berisi pesan yang mengandung arti yang bermakna bagi kehidupan kita. Banyak lagu-lagu yang sedang tenar di jaman sekarang ini tetapi tidak semua lagu membe–rikan pesan yang baik bagi si pendengarnya.”[1]
Sebagai salah satu karya seni, musik relatif berpengaruh bagi setiap orang. Kekuatan dan keharmonisan dari lirik lagu dapat mempengaruhi pendengar secara emosional, karena biasanya musisi menyampaikan pesannya melalui lirik lagu. Banyak lagu-lagu yang sedang tenar di jaman sekarang ini tetapi tidak semua lagu memberikan pesan yang baik bagi si pendengarnya. Lagu yang baik untuk didengar adalah lagu yang berisi pesan yang mengandung arti yang bermakna bagi kehidupan kita. Untuk mengingat nasihat-nasihat agama yang bersumber dari  al-Qur’an dan Hadist, baik yang dituturkan oleh wali, ulama, guru ngaji, atau orang tua, tentu bukanlah perkara mudah, karena banyak faktor yang mempengaruhi masuknya sebuah pesan ke telinga manusia. Dengan melalui lirik lagu, nasihat, himbauan dan anjuran agama akan lebih mudah diterima, karena lirik lagu menawarkan ritmis notasi dan kedalaman makna yang dapat membuat hati terbuai dalam alunannya. Penyampaian dakwah tidak akan sampai kepada sasarannya apabila tidak membaur dan mengakomodasi dengan perilaku, kebudayaan, dan keadaan masyarakat. Lagu sangat digemari oleh masyarakat jadi berdakwah melalui lagu dirasa sangat tepat karena masyarakat tidak hanya menyalurkan hobinya saja untuk mendengarkan musik akan tetapi dengan lagu itu masyarakat juga biasanya memaknai setiap lagu yang dibawakan oleh musisi yang menciptakan lagu tersebut. Wali merupakan musisi yang berkomitmen mengajak pendengarnya berperilaku sesuai ajaran Islam. Hal ini menunjukkan bahwa melalui lagu-lagunya, Wali memberi dakwah dengan kemasan yang berbeda dan dikemas dengan nuansa hiburan. Hal ini seperti yang diungkapkan Suseno (2005: 9) bahwa fungsi lagu dalam masyarakat muslim yang telah teruji oleh sejarah di antaranya dapat menjadi salah satu media dakwah. Lagu religius atau lagu rohani disebut dengan berbagai sebutan, di antaranya adalah kasidah, barzanji, shalawat juga nasyid. Adapun menurut jenisnya, lagu-lagu Islami tidak dapat disebut sebagai lagu rohani yang murni karena tidak digunakan dalam proses peribadatan seperti halnya umat agama lain. Jadi lagu ini dikategorikan kedalam lagu rohani hiburan sekaligus sebagai media dakwah.[2]
Musik adalah bahasa universal. Melalui musik, siapapun dapat menyampaikan berbagai macam pesan seperti cinta dan persahabatan (sosial), alam, kritik hingga berdakwah. Sebagai salah satu karya seni, musik relatif sangat berpengaruh bagi setiap orang. Dengan melalui lirik lagu, nasihat, himbauan dan anjuran agama akan lebih mudah diterima daripada nasihat, himbauan dan anjuran adama yang dilakukan oleh da’i, karena lirik lagu bisa membuat orang terbuai dalam aluanannya dan tanpa disadari pendengar setidaknya akan mengikuti apa yang terdapat dalam isi lagu tersebut. Lagu-lagu yang bernuansakan religi kian semakin dikenal dan digemari oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa sampai orang tua. Walaupun dikemas dengan nuansa modern dan universal, tetapi inti dari lagu yang disampaikan tetap tertuju pada syiar agama. Setiap lagu yang diciptakan oleh Wali mewakili pesan positif sesuai syariat Islam, karena Wali sendiri berlatar belakangkan pesantren jadi mereka sendiri ingin mengajak pendengarnya untuk lebih menyadari akan arti pentingnya hidup saling tolong menolong antar sesama. Syairnya yang sederhana namun penuh dengan makna religius dikemas dan dibawakan dalam alunan musik yang riang. Maka strategi komunikasi dakwah yang digunakan grup band Wali melalui lagu Cari Berkah ini merupakan suatu rangkaian perencanaan yang efektif dan sistematis dari Wali sendiri untuk merubah perilaku masyarakat (pendengar) sesuai dengan ajaran Islam.
Untuk kritik saya terhadap artikel yang ditulis noleh Restiawan Permana yang berjudul “Strategi Komunikasi Dakwah Band Wali dalam Lagu Cari Berkah” kesesuaian antara judul dengan isi menurut saya sudah sesuai namun seharusnya penulis menambahkan penjelasan mengenai strategi komunikasi dakwah yang dapat diterima masyarakat dengan mudah itu seperti apa saja apakah hanya dengan lagu-lagu yang bernuansakan religi atau masih ada yang lain. Untuk kesesuaian antara tema dan pendekatan sendiri sudah sangat sesuai, temanya Dakwah dan Komunikasi dan pendekatan yang digunakannya pendekatan sosiologi karena di dalam berdakwah kita harus langsung berinteraksi dengan masyarakat jadi jika kita tidak tahu keadaan masyarakat sekitar yang ingin dijadikan objek dakwah tentu kita akan kesulitan dalam menyampaikan dakwah atau bisa jadi kita akan di mendapatkan penolakan sebelum kita menyampaikan dakwah kita kepada masyarakat. Jadi, dengan demikian tema (Dakwah dan Komunikasi) sesuai dengan pendekatan sosiologi. Dan untuk kemungkinan dipakai pendekatan lain aku rasa pendekatan sosiologilah yang sesuai dengan artikel ini karena jika dipakai pendekatan selain pendekatan sosiologi isi dari artikelnya akan tidak sesuai dengan makna yang sebenarnya tetapi untuk ranah kajian sendiri bisa menggunakan ranah kajian yang lain selain menggunakan ranah kajian burhani yaitu dengan menggunakan ranah kajian bayani, didalam artikel ini penulis memasukkan nash-nash dalam artikelnya yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Diantaranya yaitu surat Yunus ayat 26 jika menggunakan ranah kajian bayani hasilnya akan begini: surat Yunus ayat 26, menjelaskan ganjaran bagi orang-orang yang berbuat baik. Ayat sebelumnya berbicara tentang orang-orang pembangkang. Allah akan memberikan pahala yang terbaik bahkan akan menambahkannya lantaran mereka berbuat baik. Selain itu, karakteristik orang yang berbuat baik pada ayat ini digambarkan bermuka bersih tidak ditutupi debu dan juga tidak dipenuhi dengan kehinaan. Demikianlah gambaran Allah bagi penghuni surga yang kekal di dalamnya. Kata ziyâdah pada ayat 26 ini, ada yang memahami dengan pandangan ke wajah Allah seperti diceritakan dalam hadis yang menjelaskan tentang penghuni surga, lalu Allah berfirman: Apakah kamu menginginkan sesuatu yang Ku tambahkan untuk kamu? Untuk menjawab hal ini, para penghuni surga menjawab bukankah Engkau telah menjadikan wajah kami berseri-seri? Kemudian dibukalah tabir yang lebih menyenangkan yakni ‘memandang’ kepada Tuhan. Ada juga yang memahami ziyâdah di atas dengan arti ridha Ilahi. Seperti firman Allah yang menjelaskan tentang janji Allah kepada orang-orang mukmin baik laki-laki maupun perempuan surge yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal di dalamnya, dan mendapat tempat yang bagus yakni surg ‘Adn. Gambaran itulah yang menjelaskan tentang keridhaan Allah yang lebih besar, itu juga keberuntungan yang besar, seperti firman Allah surah al-Taubah [9]: 72. Ada pula yang memahami ziyâdah dalam arti penambahan dan pelipatgandaan ganjaran kebaikan[3] Diatas adalah salah satu contoh jika penulis menggunakan ranah kajian bayani di dalam menuliskan artikelnya. Dan kemungkinan juga jika penulis menggunakan ranah kajian bayani dengan burhani penjelasannya akan lebih banyak lagi.



[1]Permana, Restiawan. 2013. Jurnal Komunikasi Islam “Strategi Komunikasi Dakwah Band Wali dalam Lagu Cari Berkah”. Volume 03, nomor 01 Juni 2013.
[2]Ibid.
[3]said, hasani ahmad. 2013. Tafsir Tahlili: Mengurai Tafsir Surah Yunus [10] Ayat 25-27. Tersedia: http://hasaniahmadsaid.blogspot.com/2013/02/tafsir-tahlili-mengurai-tafsir-surah.html. [6 Januari 2015]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar