Tema dalam
artikel ini adalah Dakwah dan Komunikasi yang berjudul Strategi Komunikasi
Dakwah Band Wali dalam Lagu Cari berkah yang ditulis oleh Restiawan Permana
yang mana artikel ini diambil di web moraref.org dengan nama dan no jurnal:
Jurnal Komunikasi Islam Volume 03, nomor 01 Juni 2013
Latar belakang
artikel ini yaitu Berdakwah pada zaman sekarang ini tidak hanya melalui ceramah-ceramah
di masjid pada umumnya tetapi juga berdakwah bisa dilakukan dengan beragam cara
dan berdakwah juga bukan hanya pada satu tempat yaitu masjid tetapi juga
berdakwah bisa dilakukan di banyak tempat. Pada zaman sekarang banyak media
yang bisa digunakan untuk berdakwah seperti televisi, koran, majalah, buku,
internet, bahkan lagu. Sehingga pesan-pesan ajakan dakwah yang berupa nasihat,
ajakan untuk kemaslahatan umat bisa tersampaikan dengan mudah. Pada dasarnya
agar pesan-pesan dakwah bisa tersampaikan dengan mudah ke masyarakat kita harus
bisa menyesuaikan apa yang menjadi kebiasaan masyarakat dalam berperilaku,
kebudayaan dan sebagainya. pendeknya, apa yang selalu menjadi kebiasaan mereka,
disitulah kita bisa menjadikannya sebagai sarana untuk berdakwah. Hal semacam
ini kita bisa berdakwah di antaranya melalui pop religi dan nasyid. Melalui hal
ini pesan-pesan Islam tanpa disadari akan sampai kepada mereka dengan mudah
tanpa mengganggu kegemaran mereka sekaligus mengalihkan kegemaran dari hal-hal buruk
kepada hal positif, yakni dari lagu-lagu bernuansa kekerasan, fantasi, dan
roman teralihkan ke lagu-lagu yang bernuansa religi karena tanpa disadari
mereka akan merenungkan atau memikirkan pesan-pesan di dalam lagu-lagu yang
mereka sukai. Pada masa sekarang ini masyarakat semakin menggemari dan menyukai
lagu-lagu yang bernuansa religi dari anak-anak, remaja, orang dewasa hingga
orang tua maka disitulah kesempatan kita untuk menyampaikan ajakan-ajakan yang
mengajak mereka untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan syari’at Islam.
Apalagi pada zaman sekarang ini banyak perilaku-perilaku masyarakat yang
menjauh dari nilai-nilai ajaran agama Islam. Dengan hal ini dengan Lagu Cari
Berkah yang dibawakan oleh band Wali diharapkan mereka bisa mengaplikasikannya
di kehidupan sehari-hari agar perilaku-perilaku yang tadinya jauh dari
nilai-nilai ajaran Islam menjadi
Dalam artikel
ini penulis menggunakan ranah kajian Burhani karena penulis lebih banyak
menggunakan logikanya dalam menuliskan artikelnya, sehingga ranah kajian yang
sesuai untuk artikel “Strategi Komunikasi Dakwah Band Wali dalam Lagu Cari
Berkah” yaitu menggunakan ranah kajian Burhani.
Pendekatan yang
penulis gunakan yaitu dengan menggunakan pendekatan sosiologi, sosiologi
sendiri memiliki arti ilmu yang mempelajari tentang masyarakat baik itu antar
individu maupun kelompok dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Di dalam
menuliskan artikel strategi komunikasi sendiri pada umumnya memang menggunakan
pendekatan sosiologis karena si penulis juga harus mengetahui apa yang digemari
masyarakat dan yang menjadi kebiasaan masyarakat dalam keahidupan sehari-hari.
Seperti yang dilakukan oleh penulis artikel Strategi Komunikasi Band Wali
dalam Lagu Cari Berkah ia mengatakan bahwa dengan lagu yang dibawakan oleh
Wali dalam lagu Cari Berkah ini dirasa sangat sesuai dengan masyarakat zaman
sekarang yang mayoritas masyarakatnya memilih mendengarkan alunan-alunan lagu
yang dibawakan oleh masing-masing idolanya ketika mereka sedang tidak ada aktivitas
atau menemani aktivitasnya dengan mendengarkan lagu agar menambah semangat
dalam menjalani aktivitasnya.
“Lagu yang baik
untuk didengar adalah lagu yang berisi pesan yang mengandung arti yang bermakna
bagi kehidupan kita. Banyak lagu-lagu yang sedang tenar di jaman sekarang ini
tetapi tidak semua lagu membe–rikan pesan yang baik bagi si pendengarnya.”[1]
Sebagai salah
satu karya seni, musik relatif berpengaruh bagi setiap orang. Kekuatan dan
keharmonisan dari lirik lagu dapat mempengaruhi pendengar secara emosional,
karena biasanya musisi menyampaikan pesannya melalui lirik lagu. Banyak
lagu-lagu yang sedang tenar di jaman sekarang ini tetapi tidak semua lagu
memberikan pesan yang baik bagi si pendengarnya. Lagu yang baik untuk didengar
adalah lagu yang berisi pesan yang mengandung arti yang bermakna bagi kehidupan
kita. Untuk mengingat nasihat-nasihat agama yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadist, baik yang dituturkan
oleh wali, ulama, guru ngaji, atau orang tua, tentu bukanlah perkara mudah,
karena banyak faktor yang mempengaruhi masuknya sebuah pesan ke telinga
manusia. Dengan melalui lirik lagu, nasihat, himbauan dan anjuran agama akan
lebih mudah diterima, karena lirik lagu menawarkan ritmis notasi dan kedalaman
makna yang dapat membuat hati terbuai dalam alunannya. Penyampaian dakwah tidak akan sampai kepada sasarannya
apabila tidak membaur dan mengakomodasi dengan perilaku, kebudayaan, dan keadaan masyarakat.
Lagu sangat digemari oleh masyarakat jadi berdakwah melalui lagu dirasa sangat tepat karena masyarakat tidak hanya
menyalurkan hobinya saja untuk mendengarkan musik akan tetapi dengan lagu itu
masyarakat juga biasanya memaknai setiap lagu yang dibawakan oleh musisi yang
menciptakan lagu tersebut.
Wali
merupakan musisi yang berkomitmen mengajak pendengarnya berperilaku sesuai
ajaran Islam. Hal ini menunjukkan bahwa melalui lagu-lagunya, Wali memberi
dakwah dengan kemasan yang berbeda dan dikemas dengan nuansa hiburan. Hal ini
seperti yang diungkapkan Suseno (2005: 9) bahwa fungsi lagu dalam masyarakat
muslim yang telah teruji oleh sejarah di antaranya dapat menjadi salah satu
media dakwah. Lagu religius atau lagu rohani disebut dengan berbagai sebutan,
di antaranya adalah kasidah, barzanji, shalawat juga nasyid. Adapun menurut
jenisnya, lagu-lagu Islami tidak dapat disebut sebagai lagu rohani yang murni karena tidak digunakan dalam proses
peribadatan seperti halnya umat agama lain. Jadi lagu ini dikategorikan kedalam
lagu rohani hiburan sekaligus sebagai media dakwah.[2]
Musik adalah
bahasa universal. Melalui musik, siapapun dapat menyampaikan berbagai macam
pesan seperti cinta dan persahabatan (sosial), alam, kritik hingga berdakwah.
Sebagai salah satu karya seni, musik relatif sangat berpengaruh bagi setiap
orang. Dengan melalui lirik lagu, nasihat, himbauan dan anjuran agama akan
lebih mudah diterima daripada nasihat, himbauan dan anjuran adama yang
dilakukan oleh da’i, karena lirik lagu bisa membuat orang terbuai dalam
aluanannya dan tanpa disadari pendengar setidaknya akan mengikuti apa yang terdapat
dalam isi lagu tersebut. Lagu-lagu yang bernuansakan religi kian semakin dikenal
dan digemari oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa sampai orang
tua. Walaupun dikemas dengan nuansa modern dan universal, tetapi inti dari lagu
yang disampaikan tetap tertuju pada syiar agama. Setiap lagu yang diciptakan oleh
Wali mewakili pesan positif sesuai syariat Islam, karena Wali sendiri berlatar
belakangkan pesantren jadi mereka sendiri ingin mengajak pendengarnya untuk
lebih menyadari akan arti pentingnya hidup saling tolong menolong antar sesama.
Syairnya yang sederhana namun penuh dengan makna religius dikemas dan dibawakan
dalam alunan musik yang riang. Maka strategi komunikasi dakwah yang digunakan
grup band Wali melalui lagu Cari Berkah ini merupakan suatu rangkaian
perencanaan yang efektif dan sistematis dari Wali sendiri untuk merubah
perilaku masyarakat (pendengar) sesuai dengan ajaran Islam.
Untuk kritik saya
terhadap artikel yang ditulis noleh Restiawan Permana yang berjudul “Strategi
Komunikasi Dakwah Band Wali dalam Lagu Cari Berkah” kesesuaian antara judul
dengan isi menurut saya sudah sesuai namun seharusnya penulis menambahkan
penjelasan mengenai strategi komunikasi dakwah yang dapat diterima masyarakat
dengan mudah itu seperti apa saja apakah hanya dengan lagu-lagu yang
bernuansakan religi atau masih ada yang lain. Untuk kesesuaian antara tema dan
pendekatan sendiri sudah sangat sesuai, temanya Dakwah dan Komunikasi dan pendekatan
yang digunakannya pendekatan sosiologi karena di dalam berdakwah kita harus langsung
berinteraksi dengan masyarakat jadi jika kita tidak tahu keadaan masyarakat
sekitar yang ingin dijadikan objek dakwah tentu kita akan kesulitan dalam
menyampaikan dakwah atau bisa jadi kita akan di mendapatkan penolakan sebelum kita
menyampaikan dakwah kita kepada masyarakat. Jadi, dengan demikian tema (Dakwah
dan Komunikasi) sesuai dengan pendekatan sosiologi. Dan untuk kemungkinan
dipakai pendekatan lain aku rasa pendekatan sosiologilah yang sesuai dengan
artikel ini karena jika dipakai pendekatan selain pendekatan sosiologi isi dari
artikelnya akan tidak sesuai dengan makna yang sebenarnya tetapi untuk ranah
kajian sendiri bisa menggunakan ranah kajian yang lain selain menggunakan ranah
kajian burhani yaitu dengan menggunakan ranah kajian bayani, didalam artikel
ini penulis memasukkan nash-nash dalam artikelnya yaitu Al-Qur’an dan
Al-Hadits. Diantaranya yaitu surat Yunus ayat 26 jika menggunakan ranah kajian
bayani hasilnya akan begini: “surat Yunus ayat 26, menjelaskan ganjaran bagi
orang-orang yang berbuat baik. Ayat sebelumnya berbicara tentang orang-orang
pembangkang. Allah akan memberikan pahala yang terbaik bahkan akan
menambahkannya lantaran mereka berbuat baik. Selain itu, karakteristik orang
yang berbuat baik pada ayat ini digambarkan bermuka bersih tidak ditutupi debu
dan juga tidak dipenuhi dengan kehinaan. Demikianlah gambaran Allah bagi
penghuni surga yang kekal di dalamnya. Kata ziyâdah pada
ayat 26 ini, ada yang memahami dengan pandangan ke wajah Allah seperti
diceritakan dalam hadis yang menjelaskan tentang penghuni surga, lalu Allah
berfirman: Apakah kamu menginginkan sesuatu yang Ku tambahkan untuk kamu? Untuk menjawab
hal ini, para penghuni surga menjawab bukankah Engkau telah
menjadikan wajah kami berseri-seri? Kemudian dibukalah tabir yang lebih
menyenangkan yakni ‘memandang’ kepada Tuhan. Ada juga yang memahami ziyâdah di
atas dengan arti ridha Ilahi. Seperti firman Allah yang menjelaskan tentang
janji Allah kepada orang-orang mukmin baik laki-laki maupun perempuan surge
yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal di dalamnya, dan mendapat tempat
yang bagus yakni surg ‘Adn. Gambaran itulah yang menjelaskan tentang keridhaan Allah
yang lebih besar, itu juga keberuntungan yang besar, seperti firman Allah surah
al-Taubah [9]: 72. Ada pula yang memahami ziyâdah dalam arti
penambahan dan pelipatgandaan ganjaran kebaikan”[3] Diatas
adalah salah satu contoh jika penulis menggunakan ranah kajian bayani di dalam
menuliskan artikelnya. Dan kemungkinan juga jika penulis menggunakan ranah
kajian bayani dengan burhani penjelasannya akan lebih banyak lagi.
[1]Permana,
Restiawan. 2013. Jurnal Komunikasi Islam “Strategi Komunikasi Dakwah Band
Wali dalam Lagu Cari Berkah”. Volume 03, nomor 01 Juni 2013.
[3]said, hasani ahmad. 2013. Tafsir Tahlili:
Mengurai Tafsir Surah Yunus [10] Ayat 25-27. Tersedia:
http://hasaniahmadsaid.blogspot.com/2013/02/tafsir-tahlili-mengurai-tafsir-surah.html.
[6 Januari 2015]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar