Menjadi
seseorang yang dirindukan adalah harapan semua insan, banyak insan yang ingin
dirindukan oleh seseorang apalagi oleh seseorang yang kita dambakan. Begitu
juga dengan umat muslimin yang berharap menjadi insan yang senantiasa selalu
dirindukan oleh Rasulullah. Terbukti dengan banyaknya puisi-puisi dan lagu-lagu
yang diciptakan oleh umat muslim yang berharap dirindukan oleh Rasulullah.
Namun, apakah kita (umat muslim) sudah pantas menjadi insan yang dirindukan
oleh Rasulullah? Ataukah sebaliknya, kita tidak pantas sama sekali dirindukan
oleh Rasulullah?.
Lalu,
siapakah umat Rasulullah yang paling beliau rindukan? Berikut ini adalah
diantara kriterianya.
1. Mencintai
Allah
Umat
yang dirindukan oleh Nabi Muhammad SAW adalah umat yang se-nantiasa mencintai
Allah. Cinta kepada Allah adalah syarat mutlak yang harus dilakukan oleh setiap
hamba kepada sang pencipta, untuk itu setiap umat Nabi Muhammad yang mencintai
Allah sudah barang tentu Nabi Muhammad pun men-cintainya. Lalu bagaimanakah tanda-tanda
kita mencintai Allah?
Inti
dari cinta ada dalam hati. Cinta juga dapat diungkapkan oleh lisan. Namun cinta
tidak cukup hanya diungkapkan tetapi juga harus dibuktikan dengan perbuatan.
Jika ada yang mengatakan bahwa aku mencintai Allah tetapi perbuatannya itu
tidak menunjukkan kecintaannya kepada Allah maka itu adalah cinta palsu.
Berikut adalah tanda-tanda orang yang mencintai Allah. Siapa saja yang
memilikinya berarti ia benar-benar mencintai Allah dari relung hatinya.
Pertama,
Senantiasa mendahulu-kan perkara yang Allah cintai atas selain-Nya.
Seseorang yang mengaku bahwa dirinya Cinta terhadap Allah maka hal itu bisa
terlihat dari bagaimana perilaku dan tindakannya yang senantiasa mengedepan-kan
apapun yang dicintai oleh Allah dari kepentingan siapapun dan urusan apapun,
dari keinginannya, hawa nafsunya, akal pikirannya, orang yang dicintainya dan
lain sebagainya. Cintanya yang agung kepada Allah mewujud menjadi bentuk-bentuk
pengorbanan yang menakjubkan. Kerelaan hati orang-orang dalam cintanya kepada
Allah tidak pernah kering dari amal-amal kebaikan yang bervisi akhirat dan
maslahat. Tidak segan meninggalkan segala kepentingan yang dicintai oleh Allah
‘azza wa jalla. Seseorang yang mencintai tidak akan melakukan segala bentuk
apapun yang dibenci oleh yang dicintainya.
Rasulullah SAW
bersabda
حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ
شُعْبَةَ عَنْ سُلَيْمَانَ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
Artinya: Telah
menceritakan kepada kami Bisyr bin Khalid telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Ja'far dari Syu'bah dari Sulaiman dari Abu Wa`il dari Abdullah
dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: "Seseorang akan
bersama dengan orang yang dicintainya." (H.R Bukhari 5702)
Dalam
hadits tersebut dijelaskan bahwa kita akan
bersama dengan yang kita cintai. Jadi, ketika kita mencintai Allah maka
kita akan bersama dengan Allah. Jika kita dekat dengan-Nya apapun yang kita
inginkan akan tercapai. Di dunia ini tidak ada cinta yang lebih patut
diutamakan dan diharapkan manusia selain daripada cinta yang berasal dari
Allah Ar-Rahman Ar-Rahim (Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang). Apalah artinya seseorang hidup di dunia mendapat cinta manusia
bahkan seluruh manusia bilamana Allah tidak mencintainya. Semua cinta yang
datang dari segenap manusia itu menjadi sia-sia sebab tidak mendatangkan cinta
Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sebaliknya, apalah yang perlu
dikhawatirkan sesjkkjeorang bila Allah mencintainya sementara manusia bahkan
seluruh manusia membencinya. Semua kebencian manusia tersebut tidak bermakna
sedikitpun karena dirinya memperoleh cinta Allah Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang.
Ketika
Rasulullah SAW bersabda kepada para sahabatnya tentang do’a Nabi Daud yang memohon
cinta Allah yang artinya: “Di antara doa Nabi Daud ’alihis-salaam ialah:
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu cintaMu dan cinta orang-orang yang
mencintaiMu dan aku memohon kepadaMu perbuatan yang dapat mengantarku kepada
cintaMu. Ya Allah, jadikanlah cintaMu lebih kucintai daripada diriku dan
keluargaku serta air dingin.” Dan bila Rasulullah shollallahu ’alaih wa
sallam mengingat Nabi Daud ’alihis-salaam beliau menggelarinya sebaik-baik
manusia dalam beribadah kepada Allah.” (H.R Tirmidzi 3412)
Nabi Daud
mendahulukan cinta Allah di atas segala-galanya. Beliau sangat menyadari bahwa
bila Allah telah mencntai dirinya, maka mudah saja bagi Allah untuk menanamkan
cinta ke dalam hati manusia terhadap Nabi Daud ’alihis-salaam.
Tetapi bila Allah sudah mebenci dirinya apalah gunanya cinta manusia terhadap
dirinya. Sebab cinta manusia terhadap dirinya tidak bisa menjamin datangnya
cinta Allah kepada Nabi Daud ’alihis-salaam. Dari
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam beliau bersabda: “Bila Allah mencintai
seorang hamba, maka Allah berseru kepada Jibril: “Sesungguhnya Allah mencintai
Fulan, maka cintailah dia.” Jibrilpun mencintai-nya. Kemudian Jibril berseru
kepada penghuni langit: ”Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka kalian
cintailah dia.” Penghuni langitpun mencintainya. Kemudian ditanamkanlah cinta
penghuni bumi kepadanya.” (H.R Bukhari 5580)
Kedua,
Mentauladani
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena Allah telah
memilih seorang utusan untuk diikuti jejaknya dan Allah pun Ridlo kepadanya.
Bukti cinta kita kepada Allah harus diwujudkan dengan cara-cara yang sesuai
dengan ajaran Rasulullah karena Allah hanya ridlo jika kita mengikuti
Rasulullah dalam beribadah kepada-Nya. Maka, jika ada seseorang yang mengaku
cinta kepada Allah namun perbuatannya tidak sesuai dengan apa yang dicontohkan
Rasulullah semasa hidupnya, pastilah cintanya itu tidak berbalas cinta dari
Allah.
Allah
SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 31:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ
تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Ketiga,
mencintai
orang-orang yang mencintai Allah. Tidak akan sempurna cinta
kita kepada Allah hingga kita juga mencintai orang-orang yang mencintai Allah
dikalangan orang-orang yang beriman. Ciri orang yang mencintai Allah adalah
membangun persaudaraan yang kokoh diatas cinta kepada Allah, saling menyayangi,
mengayomi dan membantu antara orang-orang beriman yang mencintai Allah.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maa’ida ayat 54 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa
di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan
suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang
bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap
orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada
celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha
Mengetahui”.
2. Mencintai
Rasulullah
Supaya
kita menjadi Insan yang dirindukan Rasulullah tentunya kita harus mencintai
beliau dan ketika kita mengaku bahwa kita mencintai Allah namun tidak mencintai
Rasulullah maka itu percuma saja cinta kita terhadap Allah tidak berbalas. Dua kalimah syahadah adalah bukti bahawa cinta kepada Allah dan Rasulullah SAW
tidak terpisah. Cinta Allah itu tujuan, cinta Rasulullah itu jalan. Tidak
mungkin tercapai tujuan “Laa ilaaha illallah” tanpa mengikuti jalan “Muhammad
Rasulullah.”
Keyakinan kita kepada Allah adalah atas curahan
ilmu, didikan, bimbingan dan pimpinan Rasulullah. Justru, Rasulullah itu
manusia biasa yang sangat luar biasa. Baginda tidak dididik oleh manusia,
tetapi dididik oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam surat an-Najm ayat 3-4
yang artinya “dan tiadalah yang
diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada
lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”.
Jika hati mencintai kebaikan, maka butalah hati
itu jika tidak mencintai Rasulullah karena Bagindalah insan terbaik dan paling
banyak menabur kebaikan. Jika hati mencintai keindahan, maka matilah hati itu
jika tidak jatuh cinta kepada keindahan Rasulullah; senyuman, sapaan, teguran,
bujukan, bahkan marahnya sekalipun tetap indah.
Cinta tidak semestinya bertemu. Cinta tidak
semestinya bersama. Dimensi cinta ialah ukuran rasa, bukan oleh jarak yang jauh
atau masa yang panjang dan pendek. Cinta merombak batasan masa, jarak dan
ruang. Rasulullah SAW sangat ingin bertemu dengan umatnya di akhir zaman karena
umat Rasulullah di akhir zaman sangat mencintai & merindukannya walau
mereka tidak pernah bertemu dengan Rasulullah. Dalam sebuah riwayat hadits
dikisahkan, ketika itu baginda Rasulullah SAW tengah duduk berkumpul bersama
sahabat-sahabatnya. Termasuk Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Lalu kemudian
Rasulullah bertanya: “Wahai sahabatku, tahukah kalian siapa hamba Allah yang mulia
di sisi Allah?” Para sahabat terdiam, lalu ada seorang sahabat berkata: “Para
malaikat ya Rasulullah, merekalah yang mulia” Rasulullah menjawab: “Ya, para
malaikat itu mulia, mereka dekat dengan Allah dan mereka senantiasa bertasbih
dan beribadah kepada Allah, tentulah mereka mulia tapi bukan itu yang aku
maksud” lalu para sahabat kembali terdiam, tiba-tiba seorang sahabat kembali
berkata: “Ya Rasulullah, tentu para nabi merekalah yang mulia itu” Rasulullah
tersenyum, lalu beliau berkata: “Ya, para nabi itu mulia, mereka adalah utusan
Allah di muka bumi, bagaimana mungkin mereka tidak mulia. Tetapi ada lagi yang
lain” Para sahabat terdiam, mereka bertanya-tanya siapakah mereka yang mulia
itu. Lalu salah seorang sahabat berkata: “Apakah kami sahabatmu, ya Rasulullah?
Apakah kami yang mulia itu?” Rasulullah kemudian memandang wajah para
sahabatnya satu persatu, Rasulullah tersenyum melihat mereka. Rasulullah
berkata: “Tentulah kalian mulia, kalian dekat denganku, kalian membantu
perjuanganku tentulah kalian mulia, tetapi ada yang lain yang mulia” Para
sahabat semuanya terdiam, mereka tidak mampu berkata apa-apa lagi. Lalu baginda
Rasulullah SAW menundukkan wajahnya, tiba-tiba beliau menangis dihadapan
sahabat-sahabatnya. Para sahabat kemudian bertanya: “Mengapa engkau menangis ya
Rasulullah?” Lalu Rasulullah mengangkat wajahnya yang dibasahi dengan air mata yang berlinang
kemudian beliau berkata: “Wahai sahabatku, tahukah kalian siapa yang mulia itu?
Mereka adalah manusia-manusia yang lahir jauh setelah wafatku nanti. Mereka
begitu mencintai Allah dan tahukah kalian mereka tak pernah memandangku, mereka
tidak pernah melihat wajahku, mereka hidup tidak dekat denganku seperti halnya
kalian. Tapi mereka begitu rindu kepadaku dan saksikanlah wahai sahabatku aku
pun rindu kepada mereka, mereka yang mulia itu, mereka itulah umatku.
Semoga kita termasuk bagian dari umat baginda
Rasul yang dirindukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Aamiin.
سبحان الله..
BalasHapusMenyentuh sekali..
izin share akhi
BalasHapusSemoga kita dapat mencapai tujuan kita yaitu ALLAH, dengan jalan yang telah ditunjukkan oleh Rasul kita MUHAMMAD SAW. Dan semoga kita termasuk orang orang yang dirindukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
BalasHapusSemoga kita dapat mencapai tujuan kita yaitu ALLAH, dengan jalan yang telah ditunjukkan oleh Rasul kita MUHAMMAD SAW. Dan semoga kita termasuk orang orang yang dirindukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
BalasHapus